Rabu, 13 Mei 2009

Prabowo Subianto, Sang Bintang yang Fenomenal


Jakarta - Tiga purnawirawan jenderal TNI AD akan bertarung dalam pilpres 2009. Duet Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto masih terus dikaji. Di militer, Prabowo merupakan perwira brilian dengan karir yang naik secepat kilat, namun runtuh dalam sekejap.

Prabowo Subianto Djojohadikusumo, lulusan akademi militer tahun 1974. Namanya tidak bisa dilepaskan dari Korps Baret Merah, Kopassus. Satuan paling elit milik TNI AD.

Prabowo meniti karirnya di Kopassus. Mulai dari komandan peleton hingga akhirnya menjadi Komandan Jenderal Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal. Sebagai perwira Kopassus, sudah tentu Prabowo sering keluar masuk hutan untuk bertempur. Pengalaman tempurnya tidak perlu ditanya. Mulai dari Timor-Timur hingga pedalaman Irian pernah dijalaninya.

Di mata anak buahnya Prabowo dikenal tegas dan berambisi. Tak jarang ia mengeluarkan dana dari kocek pribadi untuk biaya latihan anak buahnya. Prabowo juga dikenal dekat dengan anak buahnya. Tidak heran, banyak perwira maupun prajurit yang loyal padanya.

Prabowo mengembangkan Kopassus dari tiga grup menjadi lima grup. Termasuk mengembangkan satuan antiteror Kopassus yang disebut-sebut merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Prabowo merupakan lulusan sekolah antiteror GSG di Jerman Barat. Selain itu ia mengecap pula pendidikan pasukan elit di Fort Braggs, AS.

Karir militer Prabowo dihabiskan di pasukan tempur. Hanya sekali ia menempati posisi non pasukan tempur saat menjadi Komandan Sesko ABRI di akhir karir militernya.

Putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo ini juga sempat memimpin pembebasan sandera di Mapenduma pada tahun 1996. Saat itu Organisasi Papua Merdeka pimpinan Kelly Kwalik menyandera 14 sandera orang peneliti ekspedisi Lorentz. 4 Diantaranya warga Inggris, 2 peneliti Belanda, dan sisanya peneliti dan penginjil warga negara Indonesia.

Saat itu Prabowo masih menjabat Komandan Kopassus berpangkat Brigadir Jenderal. Awalnya Prabowo berniat menyelesaikan penyanderaan ini melalui jalur perundingan. Tetapi hasilnya nihil, operasi militer pun segera digelar. Hasilnya, gabungan pasukan Kostrad dan Kopassus berhasil membebaskan sebagian besar sandera.

Menantu mantan Presiden Soeharto ini menjadi Letnan Jenderal termuda dalam usia 46 tahun. Jabatan bergengsi Panglima Kostrad telah disandangnya. Tinggal selangkah menjadi KSAD dan akhirnya mencapai posisi puncak militer, Panglima TNI. Tapi roda nasib berkata lain.

Prabowo tersandung isu pelanggaran HAM tahun 1998. Ia dicap dalang penculikan sejumlah aktivis. Prabowo pun terpaksa mengakhiri karir politiknya lebih cepat. Bintang paling bersinar di TNI AD ini pun mengakhiri pengabdiannya selama 24 tahun.

Prabowo kembali ke kancah politik nasional dengan menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Namun hanya 4,5 persen suara yang diraup partai berlambang Kepala Garuda ini dalam pemilu 2009. Ia masih harus memastikan tiketnya untuk bisa maju dalam pilpres 2009 dengan menggandeng PDIP.

( rdf / ape )

Tidak ada komentar: